Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang (PBIO UMM), Findo Bayu Adji, lulus tanpa menyusun skripsi.
Findo dinyatakan lulus sidang tanpa perlu menyusun skripsi, karena mencapai equivalensi publikasi jurnal dan tergabung dalam riset dosen.
Mahasiswa asal Kalimantan Utara itu, berhasil mempublikasikan penelitiannya pada jurnal Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran MIPA SINTA 3 dan EBSCO dengan judul penelitian “Ethnobotanical Study of Herbal Plants “Jamu” for Postpartum Mothers in Payudan Dundang Sumenep Regency”
Findo mengaku, sangat beruntung karena memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian bersama dosen, Dr. Elly Purwanti, yang memberikan kesempatan untuk mengeksplor jamu di Madura.
“Saya sangat senang tentunya, berkat ajakan penelitian bersama beliau melalui program pendanaan Matching Fund 2022, hari ini saya bisa lulus tanpa skripsi. Saya dibimbing juga oleh dosen berpengalaman, yaitu Ibu Dra. Lise Chamisijatin, dan Bapak Dr. Husamah,” kata Findo. Selasa (16/7/2024).
Disamping itu, Findo menyampaikan tips dan trik bagaimana menjadi lulusan jalur tanpa skripsi.
“Saya adalah orang yang lebih suka hal simpel, yaitu menulis artikel daripada menuliskan skripsi yang berlembar-lembar, namun tentunya perlu usaha juga untuk melakukan revisi sesuai dengan standar reviewer jurnal. Selain itu, tentunya banyak berdoa,” jelas Findo.
Dengan pencapaian ini, Findo tidak hanya membuktikan kemampuannya dalam penelitian, tetapi juga memberikan inspirasi bagi mahasiswa lain untuk meraih kelulusan tanpa skripsi melalui jalur publikasi jurnal.
Merespon hal itu, Prof. Dr. Rr. Eko Susetyorini, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi UMM mengatakan, bahwa hal itu adalah salah satu upaya program studi untuk selalu melibatkan mahasiswa dalam setiap proyek penelitian dosen agar kelulusan tepat waktu mahasiswa dapat terpenuhi.
Seperti Findo, kata dia, yang berhasil lulus kurang dari 4 tahun, selain itu pihaknya mengusahakan untuk dapat menyediakan penelitian-penelitian berkualitas bagi mahasiswa.
“Melalui skema penelitian bersama dosen yang mendapatkan grant, agar mahasiswa dapat penelitian gratis dan lebih cepat,” ujarnya.
Sementara Ketua Tim Matching Fund, Dr. Elly Purwanti menilai, bahwa hasil penilitian tentang jamu madura sudah didukung oleh beberapa pihak.
“Praktik baik ini adalah salah satu penelitian saya tentang jamu di Sumenep Madura, yang mendapatkan dukungan dari program Matching Fund tahun 2022 yang dampaknya dapat dirasakan oleh mahasiswa secara langsung,” tukas dosen yang banyak mendapatkan pendanaan Kemendikbudristek itu.