BELAJAR PRODUKSI OBAT TRADISIONAL, MAHASISWA KUNJUNGI PT. GUJATI 59 UTAMA

Sabtu, 05 Mei 2018 14:06 WIB   Prodi Pendidikan Biologi

BELAJAR PRODUKSI OBAT TRADISIONAL, MAHASISWA KUNJUNGI PT. GUJATI 59 UTAMA

Dokumentasi: Foto bersamaan, mahasiswa dan Dosen dalam kunjungan belajar obat tradisional di PT. Gujati 59 Utama (Humasprodipendbio)

 

Sukoharjo (05/05/2018). Minat mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM untuk memperdalam ilmu produksi jamu tradisional/ramuan Indonesia cukup besar.  Selain keahlian sebagai guru profesional mereka juga merasa perlu untuk menambah keahlian lain.

 Merespon tuntutan itu,  maka melalui KKL Fitofarmaka (IPA Terpadu I)  mahasiswa bersama dosen pengampu (Drs.  Samsun Hadi,  M.S) mengunjungi PT Gujati 56 Utama di Sukoharjo. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 orang mahasiswa.

Tim manajerial PT Gujati 56 sangat mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan ini. Bapak Ir. A. Agung Sushena dalam keterangan tertulis di website Gujati menjelaskan bahwa

negara kita dikenal sebagai negeri kaya raya, berbagai bahan alam tersedia melimpah. Terutama keanekaragaman hayati flora fauna (biodiversity) yang terbesar di dunia (dengan memasukkan kekayaan biota laut). Untuk flora saja Kita memiliki sekitar 30.000 jenis tumbuhan. Dan 7.000 di antaranya telah diketahui berkhasiat sebagai obat. Beberapa obat penting yang telah dikembangkan di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa berasal dari tumbuhan yang ada di negari kita.

Beberapa abad silam kita pernah menjadi kiblat dunia untuk urusan tanaman obat dan rempah. Dalam sejarah, ini menjadi salah satu faktor penarik para penjajah dari Eropa untuk datang dan mengambil kekayaan alam Kita yang sangat berharga ini. Konon banyak kemajuan pembangunan di Negara-negara penjajah itu dibiayai dari perdagangan rempah-rempah yang berasal dari negara kita.

Namun saat ini kita jauh tertinggal dari negara lain dalam hal perdagangan obat berbasis bahan alam (herbal medicines). Tahun 2010 ini diperkirakan perdagangan di negara kita baru menembus angka sekitar Rp 10 Trilyun. Angka ini tentu sangat jauh dari total perdagangan dunia yang tahun lalu saja sudah mencapai US $ 60 Milyar atau Rp 540 Trilyun, dimana US $ 11 Milyar di antaranya perdagangan di Amerika Serikat sebagai negara terbesar di sektor ini. Dengan China kita jelas masih kalah jauh. Beberapa tahun lalu omzet negara tirai bambu ini telah mencapai Rp 60 Trilyun, dimana Rp 15 trilyunnya hasil dari ekspor.

Kita sebenarnya dapat menjadi leader perdagangan obat herbal dunia, merebut kejayaan rempah kita beberapa abad silam. Selain kekayaan alam yang melimpah, Kita juga punya pengalaman sangat panjang dalam memanfaatkan obat herbal. Banyak bukti relief di candi-candi kuno Kita yang menggambarkan kemampuan nenek moyang kita mengolah tumbuhan alami menjadi obat yang berkhasiat. Begitu juga di beberapa lontar (buku kuno) di Jawa, Bali dan Pulau lainnya di nusantara ini yang memuat resep dan metode pembuatan obat dari tumbuhan herbal. Salah satunya yang popular adalah Serat Chentini yang memuat 1.734 ramuan obat alam berkhasiat dan tata cara penggunaannya.

Mestinya kearifan lokal (local genius) ini bisa menjadi modal untuk membangun industri modern di sektor ini. Telah banyak berdiri industri jamu yang secara turun temurun puluhan tahun memproduksi jamu yang makin modern dan higienis. Salah satunya adalah PT Gujati 59 Utama atau lebih populer di pasar dengan sebutan  "Jamu Gujati 59". Dengan tekad mengembalikan kejayaan herbal Indonesia di pasar dunia, Kami berniat membangun industri jamu yang dapat menjadikan jamu sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi tamu terhormat di negeri orang.

Dengan teknologi pengolahan modern dan penelitian yang mendalam, Kami menyediakan berbagai obat herbal yang berkualitas tinggi, memenuhi standar kesehatan dan tentunya berkhasiat untuk menjadi solusi kesehatan masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia umumnya. Kami senantiasa selalu akan menyelami kebutuhan masyarakat akan obat-obatan berbasis bahan alam yang aman, berkhasiat sekaligus dengan harga terjangkau untuk lapisan masyarakat umum.

Kesehatan masyarakat sangat menjadi concern kami. Karena kami sadar bahwa dalam kondisi masyarakat yang sehatlah negara bisa membangun dan meraih kemajuan dengan cepat. Masyarakat yang tidak prima atau sakit-sakitan tidak akan mampu beraktivitas optimal dan sekaligus akan menjadi beban bangsa. Karena itu, "Gujati 59" menaruh perhatian pada produk-produk untuk menjaga kesehatan (preventif), terutama untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak-anak.Pesan kami kepada masyarakat Indonesia. Jagalah kesehatan Kita, dengan secara rutin mengkonsumsi jamu, produk asli bangsa kita yang telah terbukti berabad-abad mampu menjadi solusi kesehatan nenek moyang kita. Dukungan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan (stake holder) akan pengembangan industri obat alam negara kita akan sangat penting artinya bagi kita untuk dapat meraih kemajuan dan sejajar dengan negara-negara besar lainnya. Sudah saatnya Indonesia kembali menjadi salah satu pemimpin dunia di sektor obat herbal ini.

Sementara itu salah satu Pakar Tanaman obat dan asesor nasional sertifikasi ramuan obat dari Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM, Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Kes. menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya,  ini sejalan dengan program yang dicanangkan program studi untuk memberikan sertifikasi keahlian sebagai pendamping ijazah kepada mahasiswa. Jika tahun ini kita sudah dapat izin untuk menyelenggarakan sertifikasi sesuai KKNI tentang Pengobatan Tradisional Ramuan Indonesia, mahasiswa sudah siap karena sudah dibekali sejak awal lewat mata kuliah dan kunjungan ke perusahaan pembuatan obat tradisional. (Husamah/Humasprodipendbio)

Shared: