Dr Husamah SPd MPd menambah jumlah doktor yang dimiliki oleh Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Spesialnya lagi, ia menjadi lulusan tercepat di Prodi S3 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang dengan masa studi kurang tiga tahun. Nilainya sempurna, yaitu IPK 4,0. Ujian disertasi Husamah dilaksanakan di Aula FMIPA UM, Rabu (14/6).
Husamah mengangkat judul disertasi “Pengembangan Model Pembelajaran IQRAA untuk Meningkatkan Penerimaan Kompetensi Aksi Keberlanjutan dan Literasi Lingkungan Mahasiswa”.
Disertasi tersebut dipromotori oleh Prof Dr Hadi Suwono MSi, Prof Hadi Nur PhD, dan Assoc Prof Dr Agus Dharmawan. Adapun para penguji disertasi adalah Prof Dr Fatchur Rohman MSi, Prof Sri Rahayu Lestari MSi, Prof Dr Rr Eko Susetyarini MSi, dan Assoc Prof Dr Ibrohim MSi. Ujian berlangsung selama kurang lebih tiga jam.
Dalam disertasinya, Husamah memaparkan latar belakang disertasinya. Sustainable development goals (SDGs) menjadi agenda seluruh negara di dunia. Salah satu point SDGs adalah SDG 4, yaitu pendidikan berkulitas dengan berwujud penerapan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan atau prodi pendidikan biologi di Indonesia mengintegrasikan education for sustainable development (ESD).
“Saya mencermati bahwa prodi pendidikan biologi yang ada di Indonesia telah mengintegrasikan education for sustainable development (ESD) dalam mata kuliah bioetika sub etika lingkungan, ekologi, dan ilmu/pengetahuan lingkungan,” ujar pria asli Sapeken Sumenep ini.
Menurut Husamah, kendala integrasi ESD yang umum ditemukan berdasarkan hasil focus group discussion adalah pembelajaran bersifat konvensional. Didominasi ceramah, diskusi klasikal, monoton, minim inovasi dalam bahan/perangkat ajar, dan tak sejalan dengan tren perkembangan pembelajaran terkini.
“Hasil telusur RPS di beberapa perguruan tinggi menunjukkan bahwa aspek nilai-nilai spiritualitas (khususnya Islam) belum dintegrasikan. Hasil telusur referensi menunjukkan belum ada model pembelajaran yang diterapkan pada mata kuliah lingkungan/ESD yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam. Beberapa penelitian terdahulu hanya menunjukkan perlunya integrasi nilai-nilai Islam yang berwawasan lingkungan hidup dan pembelajaran tauhid lingkungan. Tidak ada pembelajaran yang secara nyata bahwa perlu penerapan pembelajaran yang menugaskan mahasiswa untuk melaksanakan proyek, menghasilkan produk, maupun belajar secara kolaboratif,” jelasnya.
Atas dasar itu, ia telah mengembangkan model pembelajaran baru untuk mendukung implementasi ESD di perguruan tinggi. Ia memberi nama IQRAA.
Model tersebut terdiri atas tahapan Introduction, Questioning and Ethical Decision-Making, Running in Project, Actuating, and Appreciation and Reflection. Model ini telah divalidasi oleh berbagai ahli dan diujicobakan serta diterapkan di kelas. Hasilnya adalah model IQRAA ini valid, praktis, dan efektif sehingga dapat digunakan secara luas.
Ia berharap model ini bisa diterima secara luas di Indonesia. Ia juga telah menghasilkan instrumen untuk mengukur ketercapaiannya. Hasil tersebut telah dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional.
Hal inilah yang menjadikan ia lulus lebih cepat. Sebab, target publikasi telah tercapai. Bahkan ia telah menghasilkan publikasi sebanyak delapan, baik di jurnal terindeks SCOPUS, terindeks EBSCO, terakreditasi SINTA 2, dan book chapter internasional.
“Terima kasih kepada Rektor UMM, Dekan FKIP UMM, Kaprodi Pendidikan Biologi UMM, para promotor, para penguji, para dosen di UM dan UMM, para mahasiswa, keluarga, teman seangkatan, sahabat, kolega, dan berbagai pihak yang telah membantu saya. Hal ini tidak akan tercapai tanpa bantuan dari semuanya,” tandas pria yang aktif mengelola jurnal ilmiah ini.